Senin, 27 Agustus 2018

KBM Madin Nurul Islam Al Muniri

Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
Madrasah Diniyah " Nurul Islam Al Muniri "
" Pondok Pesantren Nurul Islam Al Muniri "
Kendal/Sumbertlaseh Dander Bojonegoro

Madrasah Diniyah merupakan sekolah nonformal yang bertaraf islami, hari efektif pada sekolah ini diisi dari Malam Sabtu, Malam Ahad, Malam Senin, Malam Rabo, Malam Kamis, sedangkan pada Malam Jum'at pada Madrasah Diniyah diliburkan, untuk awal pembukaannya Madrasah ini menargetkan agar semua kelas terisi semua baik itu dari kelas 1 Ula Sampai dengan 3 Wustho sehingga dalam penyeleksian santri yang masuk di kelas-kelas ini harus di tes dahulu demi menentukan kelayakaan santri tersebut harus di tempatkan kelas-kelas tepat sesuai dengan ilmu dan pengetahuan yang santri ketahui.


 Madrasah Diniyah dalam kegiatan pembelajarannya disini ditempatkan bersama Gedung yang telah Madrasah Diniyah Nurul Islam Al Muniri, akan tetapi untuk sebagian kelas di tempatkan di Mushola Pondok Pesantren Nurul Islam Al Muniri, kegiatan pembelajarannya dilaksanakan pada Malam hari yaitu jam 19.45 WIB sampai jam 22.00 WIB. 

Dalam kegiatan pembelajaran pada tiap kelas ini sangatlah menarik perhatian bagi siapa saja yang mengunjungi, pasalnya pembelajaran yang diisi disini adalah semuanya adalah pembelajaran tentang Agama Islam semua mulai dari kelas 1 Ula sampai kelas 3 Ula. Pada kelas 1 Ula diisi tentang hafalan tentang sholat, hafalan yang terjadi kelas ini ditekankan agar siswa fasih dan dengan Belajar Membaca dan Menulis Arab Pegon Akan tetapi Untuk Kelas 2 Ula di tekankan hafalan - hafalan Seperti hafalan Amtsilah Tasrifiyah, Nadhom Aqidatul Awam, Nadhom Hidayatussibyan Dll. Sedangkan tingkat Wustho di tekankan auntuk bisa membaca dan memahami kitab kuning ( Kitab Arab Gundul )
Kitab Kuning ( Kitab Arab gundul ) secara luas bisa kita definisikan seluruh buku teks yang ditulis dengan huruf dan bahasa Arab, seringnya tanpa baris. Jika kita persempit, maka tema kitab Arab gundul adalah tema-tema keislaman, berupa tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, ulumul hadits, ulumul qur’an, bahasa, sejarah Islam, dan yang semisalnya.
Secara ringkas, ada 4 langkah yang harus kita tempuh untuk bisa membaca dan memahami kitab Arab gundul secara baik dan benar, yaitu:
1. Menguasai ilmu sharaf
Ilmu sharaf adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk-bentuk kata mengikuti pola-pola yang ada. Pembahasan dalam ilmu sharaf adalah tentang bentuk kata, dan tidak ada hubungannya dengan kalimat.
Yang dibahas dalam ilmu sharaf misalnya adalah perubahan kata  كتب (kataba), menjadi كتاب (kitaabun), atau كاتب (kaatibun), atau يكتب (yaktubu), atau كتب (kutiba), dan lain-lain. Perubahan bentuk kata ini menyebabkan perubahan makna.
2. Menguasai ilmu nahwu
Ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari perubahan harakat (baris) akhir suatu kata, dan posisi kata tersebut dalam sebuah kalimat sekaligus konsekuensi dari posisi tersebut.
Misalnya, sebuah kalimat:
قرأ أحمد القرآنArtinya: “Ahmad telah membaca al-Qur’an.”
Dari kalimat di atas, yang dipelajari dalam ilmu nahwu adalah apa posisi kata قرأ dalam kalimat dan apa konsekuensinya, apa posisi kata أحمد dalam kalimat dan apa konsekuensinya, dan apa posisi kata القرآن dalam kalimat dan apa konsekuensinya. Salah satu konsekuensi dari perbedaan posisi kata dalam kalimat adalah perubahan baris akhir dari kata tersebut. Misal huruf ن –sebagai huruf terakhir– dari kata القرآن, apakah ia fathah, kasrah, dhammah, atau sukun, sangat tergantung dari posisi kata القرآن dalam kalimat di atas. Inilah yang dipelajari dalam ilmu nahwu.
3. Menghafal kosakata bahasa Arab sebanyak mungkin
Menguasai ilmu sharaf dan ilmu nahwu tanpa menguasai kosakata, sama saja memiliki pistol tanpa peluru, tetap tak bisa digunakan untuk menembak.
4. Memahami dasar-dasar keilmuan yang dibahas oleh kitab Arab gundul tersebut
Misal, jika kita ingin benar-benar memahami kitab fiqih, maka selain kemampuan memahami teks bahasa Arab, kita juga perlu menguasai dasar-dasar ilmu fiqih. Demikian juga untuk ilmu-ilmu lainnya.
Contoh AplikasiSilakan perhatikan contoh teks Arab gundul berikut ini:
تطويل القراءة في الركعة الثانية على الأولىArtinya: “Memanjangkan bacaan di rakaat kedua lebih dari rakaat pertama.”
Teks di atas merupakan bagian pembahasan hal-hal yang dimakruhkan saat shalat, yang saya kutip dari kitab موسوعة الفقه الإسلامي والقضايا المعاصرة Juz 1 hal 798 karya Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili.
Untuk bisa membaca kata تطويل dengan benar, huruf ت barisnya fathah, kasrah, dhammah, atau sukun, demikian juga huruf طو, dan ي, kita perlu ilmu sharaf.  Sedangkan untuk mengetahui baris dari huruf ل di kata تطويل ini, kita perlu ilmu nahwu. Kita juga perlu ilmu nahwu untuk mengetahui posisi kata تطويل ini dalam kalimat di atas, sekaligus konsekuensi dari posisi tersebut.
Berikutnya, jelas kita harus tahu dulu, apa terjemah Indonesianya kata تطويل di atas dan kata-kata lain yang menyusun kalimat di atas. Sampai di titik ini, kita sebenarnya sudah bisa membaca dan menerjemahkan teks di atas dengan baik.
Namun, ada satu hal lagi yang kita perlu kuasai, yaitu dasar-dasar ilmu fiqih, agar teks di atas yang sudah bisa kita terjemahkan benar-benar kita pahami maknanya. Misal, apa yang dimaksud dengan kata القراءة (al-qiraah) di atas, terjemah bahasa Indonesianya adalah ‘bacaan’, namun apa yang dimaksud dengan bacaan tersebut. Nah, dengan memahami fiqih shalat, kita akan mengerti maksud ‘bacaan’ di atas adalah bacaan surah setelah surah al-Fatihah.




1 komentar:

Madrasah Diniyah Nurul Islam Al-Muniri Gelar Taftisyul Kutub

Dokumentasi : Tim Media Madin Nurul Islam Al-Muniri Ahad, 2 Juni 2024 - Madrasah Diniyah Nurul Islam Al-Muniri menyelenggarakan acara Taftis...