Abah Yai Masluchan. Beliau adalah seorang yang sangat taat dalam menjalankan ibadah dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Salah satu kegemaran Abah Yai Masluchan adalah membaca manaqib Syeikh Abdul Qodir al-Jailani, seorang sufi terkenal yang merupakan salah satu tokoh agung dalam dunia tasawuf.
Hampir selama
beliau masih nyantri, Abah Yai Masluchan sering sekali membaca manaqib Syeikh
Abdul Qodir al-Jailani. Beliau merasa
begitu terpukau dengan kehidupan dan ajaran sang sufi yang begitu dalam dan
penuh hikmah. Karena kecintaannya yang begitu besar kepada Syeikh Abdul Qodir
al-Jailani, Abah Yai Masluchan berharap suatu hari nanti dapat bertemu dengan
sosok sufi agung tersebut.
Suatu ketika,
kesempatan itu akhirnya datang. Abah Yai Masluchan memiliki kesempatan untuk
melakukan ibadah tawaf di Ka'bah di Makkah al-Mukarramah. Beliau merasa sangat
gembira dan bersemangat, karena selama ini ia telah merindukan momen suci
tersebut. Dalam perjalanan tawafnya, tiba-tiba Abah Yai Masluchan melihat sosok
yang mengenakan jubah putih menemani dalam tawafnya. Bersama-sama beliau
melangkahkan kaki mengelilingi Ka'bah.
Namun, setelah
tawaf selesai, sosok berjubah putih tiba-tiba menghilang. Abah Yai Masluchan
bingung dan heran, karena saat itu beliau tidak mengerti apa yang terjadi.
Setelah menyelesaikan ibadah haji dan kembali ke tanah air, Abah Yai Masluchan
merasa dirinya telah mengalami pengalaman spiritual yang luar biasa.
Beberapa waktu
setelah kembali, Abah Yai Masluchan menyempatkan diri untuk bersilaturahmi
dengan Mbah Yai Kharis Adnan, yang merupakan gurunya dalam ilmu tasawuf. Ketika
sowan, belum sempat bercerita, tiba-tiba Mbah Yai Charis Adnan bertanya kepada
abah yai "Ketika kamu tawaf, ditemani oleh sosok berjubah putih,
bukan?". Abah Yai Masluchan menjawab dengan penuh keheranan, "Iya,
benar, tapi saya tidak mengenalnya"
Mbah Yai Charis
Adnan tersenyum lembut dan berkata, "Sosok yang ditemani olehmu dalam
tawaf itu adalah Syeikh Abdul Qodir al-Jailani sendiri." Mendengar
kata-kata itu, hati Abah Yai Masluchan berbunga-bunga. Beliau merasa diberkahi
dan diberi kesempatan yang luar biasa untuk berbagi momen sakral dengan tokoh
besar dalam dunia tasawuf.
Sejak saat itu,
kecintaan dan keikhlasan Abah Yai Masluchan dalam membaca manaqib Syeikh Abdul
Qodir al-Jailani semakin mendalam. beliau selalu merasa terhubung dengan sang
sufi agung dan berusaha menerapkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kisahnya tentang pertemuan dengan Syeikh Abdul Qodir al-Jailani
menjadi inspirasi bagi banyak orang, yang kemudian menumbuhkan kecintaan mereka
terhadap tasawuf dan spiritualitas yang lebih dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar