Minggu, 29 September 2019

Seorang Teguh Dalam Pendirian (Istiqomah) Sama Halnya Dengan Gunung

ISTIQOMAH

وقال بعض الحكماء : علامة الذى استقام أن يكون مثله كمثل الجبل لأن الجبل له أربع علامات، أحدها : أنه لا يذيبه الحر، والثانى : لا يجمده البرد، والثالث : لا تحركه الريح، والرابع : لا يذهبه السيل فكذا المستقيم له أربع علامات، أحدها : إذا أحسن إليه إنسان لا يحمله احسانه على أن يميل إليه بغير حق، والثانى : إذا أساء إليه إنسان لا يحمله ذلك على أن يقول بغير حق، والثالث ان هوى نفسه لا يحوله عن أمر الله تعالى، والرابع ان حطام الدنيا لا يشغله عن طاعة الله عز وجل.
Salah seorang cendekiawan berkata, " tanda bahwa seorang teguh dalam pendirian (istiqomah) sama halnya dengan gunung, dimana gunung itu mempunyai empat tanda :

1. Tidak cair karena panas
2. Tidak beku karena dingin
3. Tidak bergerak karena angin kencang
4. Tidak pernah berpindah karena banjir.

Demikian pula orang yang teguh dalam pendirian itu mempunyai empat tanda, yaitu
1. Apabila ada orang lain mengajak untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak baik, ia tidak akan terpengaruh
2. Apabila ada orang lain yang mengajak untuk melakukan perbuatan jahat, ia berani mengatakan bahwa perbuatan itu tidak benar
3. Hawa nafsunya tidak bisa menghalang-halangi dalam mengerjakan perintah Allah SWT.
4. Kekayaan dunia tidak membuat lupa untuk beribadah kepada Allah SWT. "

#Ngaji_tanbighul_ghofilin
#bakda_magrib
#29_september_2019
Ket foto : Dokumentasi  MATA BASAH (H. Agus Ahmad Shofiyuddin dan KHM. Masluchan Sholih )

Sabtu, 28 September 2019

Group Hadroh NURUL MUSTHOFA Pondok Pesantren Nurul Islam Al Muniri

Group Hadroh NURUL MUSTHOFA Pondok Pesantren Nurul Islam  Al Muniri
Kendal - Dander - Bojonegoro

LOGO NURUL MUSTHOFA
Pondok Pesantren Nurul Islam Al Muniri
Kendal - Dander - Bojonegoro

Jumat, 27 September 2019

Empat Hal Supaya Amalnya Selalu Baik

EMPAT HAL SUPAYA AMALNYA SELALU BAIK, DAN KESUNGGUHANYA TIDAK SIA-SIA
ينبغى للعاقل اربعة اشياء حتى يصلح عمله ولا يضيع اجتهاده : أولها : العلم ليكون علمه حجة، والثانى : التوكل حتى يكون له فى العبادة فراغ ومن الخلق اياس، والثالث : الصبر ليتم به العمل، والرابع : الإخلاص لينال به الأجر.

Orang yang berakal sehat, harus senantiasa menjaga empat hal supaya amalnya selalu baik, dan kesungguhanya tidak sia-sia
1. Ilmu, supaya setiap amal yang dilakukanya berdasarkan ilmu
2. Takwakal, supaya mendapatkan kesempatan untuk beribadah dengan leluasa dan tidak mengharap kepada sesama makhluq
3. Sabar, supaya amalnya sempurna
4. Ikhlas, supaya mendapatkan pahala

Ket. foto diambil pada acara MATA BASAH di ndalem Romo KHM. Masluchan Sholih (Pengasuh PP. Nurul Islam Al Muniri)


Tradisi Makan Bersama Ajaran Rosululloh

TRADISI MAKAN BERSAMA AJARAN ROSULULLOH

Tradisi makan bersama dengan banyak tangan dalam satu Talam ini sesungguhnya merupakan ajaran Kanjeng Nabi SAW.

Dalam sebuah Hadits dari Sahabat Wahsyi bin Harb dan diriwayataken oleh Abu Dawud disebutkan:

عن وحشي بن حرب رضي الله عنه أن أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم قالوا: يا رسول الله إنا نأكل ولا نشبع ؟ قال: فلعلكم تفترقون قالوا: نعم قال فاجتمعوا على طعامكم واذكروا اسم الله يبارك لكم فيه رواه أبو داود

Bahwasannya para sahabat bertanya kepada Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam,
"(Mengapa) kita makan tetapi tidak kenyang?" Rasulullah balik bertanya, "Apakah kalian makan sendiri-sendiri?" Mereka menjawab, "Injih (kami makan sendiri-sendiri)". Rasulullah pun menjawab, "Makanlah kalian bersama-sama dan bacalah basmalah, maka Allah akan memberikan berkah kepada kalian semua." (HR. Abu Dawud)

Foto diambil  saat acara tasyakuran atas lahirnya putri ke-3, H. Agus Ahmad Shofiyuddin & Neng Ulya Lutfiana
NENG KAYSA FATIMATUN NUFUS
Semoga menjadi anak yang sholikhah
Amiin...
#ayo_mondok #mondok_itu_keren #gak_mondok_gk_keren #santri_kendal #dari_santri #untuk_negri #dari_almuniri #untuk_NKRI


Selamat Satu Abad Ponpes Abu Dzarrin

Keluarga Besar Pondok Pesantren Nurul Islam Al Muniri Mengucapkan Selamat Satu Abad Pondok Pesantren Abu Dzarrin  25 September 1919 - 25 September 2019
Semoga Tambah Berkah
Amiin...
#1abad
#ponpes_abudarrin
#ponpes_dzurriyah_mbah_abudzarrin
#ponpes_nurul_islam_almuniri

Beramal Berdasarkan Empat Hal

BERAMAL BERDASARKAN 4 HAL
وقيل لحاتم رضى الله تعالى عنه : علام بنيت عملك...؟ قال : على اربع : احدها : انى علمت أن لى رزقا لا يجاوزنى الى غيرى، كما لا يجاوز رزق احد الي فوثقت به. والثانى علمت ان علي فرضا لا يؤديه غيرى، فأنا مشغول به. والثالث علمت أن رب يرانى كل وقت، فاستحى منه. والرابع علمت أن لى أجلا يبادرانى، فأنا ابادره.

قال الفقيه رضى الله تعالى عنه : المبادرة إلى الأجل الإستعداد بالأعمال الصالحة، والامتناع عما نهى الله، والتضرع الى الله تعالى لكى يثبته على ذلك، ويجعل خاتمته فى خير.

Pernah ditanyakan kepada hatim, "atas dasar apa kamu beramal.?" Hatim menjawab, "aku beramal berdasarkan empat hal, yaitu :
1. Aku mengetahui, bahwa rezeki untukku tidak akan lari kepada orang lain, sebagaimana rezeki orang lain tidak akan datang kepadaku, maka aku mempunyai kepercayaan yang mantap dalam masalah rezeki ini.
2. Aku mengetahui, bahwa aku harus mengerjakan kewajiban-kewajiban yang tidak bisa dilaksanakan oleh orang lain, maka aku sibuk untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban itu.
3. Aku mengetahui, bahwa tuhan melihatku setiap saat, maka aku merasa malu kepadanya.
4. Aku mengetahui bahwa ajal mengejarku, maka saya mengejar ajal itu.

Al-faqih menerangkan, bahwa yang dimaksud dengan mengejar ajal adalah mempersiapkan diri dengan mengerjakan amal sholih, menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang allah, dan berdo'a kepada Allah supaya diberi kekuatan untuk mengerjakan hal itu dan menjadikanya husnul khotimah (akhir yang baik)

Ket foto : kegiatan KBM Madin Nurul Islam Almuniri

Empat hal tidak dapat diketahui kecuali dengan empat hal


وذكر عن حاتم الزاهد انه قال : اربعة لا يعرف قدرها الا اربعة : قدر الشبان لا يعرف قدره الا الشيوخ، ولا يعرف قدر العافية الا اهل البلاء، ولا قدر الصحة الا المرضى، ولا قدر الحياة الا الموتى
Diceritakan dari khatim az-zahid, bahwa ia berkata :" empat hal tidak diketahui kecuali dengan empat hal, yaitu :
1. Nilai muda tidak diketahui, kecuali oleh orang-orang yang sudah tua
2. Nilai selamat sejahtera tidak diketahui, kecuali oleh orang-orang yang sedang ditimpa musibah
3. Nilai sehat tidak diketahui, kecuali oleh orang-orang yang sedang sakit
4. Nilai hidup tidak diketahui, kecuali oleh orang-orang yang sudah meninggal dunia. "
.
.
#Ngaji_tanbighul_ghofilin
#santri_kendal
#santri_abudarrin
#nurul_islam_almuniri

Minggu, 15 September 2019

Manusia terdiri atas tiga kelompok

وروى عن يحي بن معاذ رضى الله تعالى عنه انه قال : الناس ثلاثة اصناف : رجل يشغله معاده عن معاشه، ورجل يشغله معاشه عن معاده، ورجل مشتغل بهما جميعا.
فالاول : درجة الفاءزين العابدين، والثان درجة الهالكين، والثالث درجة المخاطرين.
Diriwayatkan dari yahya bin mu'adz r.a, ia berkata "manusia itu terdiri atas tiga kelompok, yaitu
1. Orang yang kesibukan akhiratnya mengalahkan kesibukan dunianya
2. Orang yang kesibukan dunianya mrngalahkan kesibukan akhiratnya
3. Orang yang kesibukan dunia dan akhiratnya seimbang

Kelompok pertama adalah orang-orang yang beruntung dan ahli ibadah
Kelompok yang kedua adalah tingkatan orang-orang yang rusak
Kelompok ketiga adalah tingkatan orang-orang yang masih dipertanyakan keselamatanya
.

Ngaji tanbighul Ghofilin ba'da magrib
15 september 2019

40 Hari Wafatnya Mbah Moen

Ribuan Orang Hadir di Sarang, Habib Luthfi Ungkap Tugas Kewalian Mbah Maimoen


Pada hari Sabtu (14/9/2019) malam, ribuan orang menghadiri acara 40 hari wafatnya KH. Maimoen Zubair atau Mbah Moen di Pondok Pesantren Sarang, Rembang. Hadir dalam acara tersebut Habib Luthfi bin Yahya yang memberikan tausiyah di hadapan para hadirin.

“Belum lama, kita ini kehilangan (Mbah Moen-red). Untuk sementara waktu, sulit mencari pengganti,” ujar Habib Luthfi mengawali tausiyahnya.

Habib Lutfi kemudian mengingatkan agar peringatan 40 hari wafatnya Mbah Moen tidak hanya sekadar menjadi bukti kecintaan kepada Mbah Moen saja, tapi harus menjadi cambuk untuk semuanya.

 “Peringatan 40 hari atau seratus hari Mbah Moen harus menjadi cambuk bagi kita sebagai harapan Mbah Moen. Selaku regenerasi yang harus menjawab tantangan umat dan tantangan zaman. Ini tugas untuk kita semua. Dan itu bukanlah hal yang enteng,” pesan Habib Luthfi.

Habib Lutfi lalu menceritakan kisah Rasulullah Saw yang rela menanggung beban sakitnya sakaratul maut agar umatnya tidak merasakan sebagai tanggung jawab seorang rasul dan seorang pemimpin.

“Beliau mohon kepada Allah sesakit apa pun, sedahaga apa pun, selapar apa pun, ketika sakaratul maut yang akan menimpa umatnya cukup aku tanggung untuk saya sendiri. Jangan sampai terjadi kepada umatnya. Hal itu juga dilanjutkan oleh warasatul anbiya,” kata Habib Luthfi.

Jangan dikira, lanjut Habib Luthfi, orang seperti Mbah Moen itu dikiranya orang merdeka.

“Tidak. Ada khususiyah yang ditanggung. Ada beban umat di pundaknya. Dam dibawa mati oleh beliau. Bagaimana yang satu auliya menanggung balaknya umat. Yang satu auliya mempunyai himayah-himayah yang luar biasa. Termasuk tugas Mbah Maimoen ini bagian yang hablul bala di Indonesia. Itu tugas beliau. Beruntunglah orang-orang yang mau mengambil ilmu dari beliau. Itu yang penting,” ungkap Habib Luthfi.

Pada kesempatan tersebut, Habib Luthfi juga menerangkan bahwa perjuangan Mbah Maimoen selalu berkiblat kepada Wali Songo.

“Kita ndak usah jauh jauh berkiblat. Mau ke Hadramaut, mau ke Baghdad terlalu jauh. Cukup di Indonesia ini, bagian-bagian hadramaut, bagian-bagian Baghdad, sumber-sumber tasawuf itu telah komplit di Indonesia,” ujar Habib Luthfi.

Habib Luthfi melarang umat Islam Indonesia memiliki prasangka bahwa wali-wali yang ada di Indonesia tingkatan maqomnya rendah dibandingkan dengan yang ada di negara-negara lain. Habib Luthfi kemudian menyebut salah satu Sultanu Auliya pada zamannya yang ada di Indonesia.

“Seperti Maulana Sultanu Auliya wal Arifin Sayyidina Imam Ibrahim Mahdum (Sunan Bonang-red) bin Ahmad Rahmadtillah bin Ibrahim Asmaraqandi bin Jamaludin Husein bin Ahmad Syah Jalal bin Amir bin Abdullah Azmatkhan bin Amir Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Sayyid Barbaq bin Ali Kholiq Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Muhajir bin Isa an-naki bin Muhammad Naqib bin Ali Uraidhi bin Ja’far Shadiq. Ibunya Ja’far Shadiq adalah Sayyidah Marwah binti Qosim bin Muhammad bin Abi Bakar Sidiq. Ayahnya Imam Ja’far Shodiq Muhammad Bakr bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abu Thalib wabni Fatimatuzzahro binti Rasulullah saw,” terang Habib Luthfi panjang lebar.

Jadi, lanjut Habib Luthfi, wali sembilan yang khususnya ada di Indonesia itu dzuriyah Ali, dzurriyah Abu Bakar Siddiq, dzuriyahnya Fatimah, dan dzuriyahnya Nabi Muhammad Saw.

“Sunan Bonang terkenal sultonu auliya fi zamani fil jawa. Yang kedua, Maulana Hasyim Sunan Drajat. Ketiga, Maulana Syarif Hidayatullah Sayyid Jabal Jati (Sunan Gunung Jati-red). Itu payungnya Indonesia. Himayatul Indonesia di antaranya dipegang sampai sekarang oleh beliau bertiga. Dan diteruskan generasi-generasi selanjutnya,” kata Habib Luthfi.

Habib Luthfi juga menerangkan bahwa banyak sekali Wali Qutub yang ada di Indonesia.

“Di Jawa timur ada Wali Qutub banyak. Jawa Tengah tidak ketinggalan. Jawa Barat juga sama. Jadi Indonesia itu mempunyai paku-paku yang perlu dan patut untuk dijadikan contoh kita semua. Bagaimana cara perjuangan-perjuangan beliau,” tegas Habib Luthfi.

Habib Luthfi juga mengingatkan kepada para jamaah bahwa menjadi ulama di zaman sekarang enak, datang disambut dengan meriah, mendapat jamuan khusus, minumannya khusus, pulang dikasih amplop.

“Tapi apakah kita tidak pernah berpikir. Ketika Eyangnya Mbah Maimoen Zubair masuk ke Sarang, lalu kita tarik lagi ke wali-wali sembilan dahulu. Apa dianggap wali-wali dulu enak seperti kita sekarang ini? Bagaimana beliau-beliau menghadapi orang yang belum mengerti beriman, yang belum mengerti bersuci. Kencing pun belum tentu mengerti cebok. Bagaimana yang dihadapi masih separuh telanjang dan lain sebagainya,” jelas Habib Luthfi.

Dengan tabah dan sabar, lanjut Habib Luthfi, beliau-beliau berjuang karena selalu mengharapkan orang itu baik dapat taufik wal hidayah dari allah swt.

“Kita sudah pernah berhadapan dengan yang seperti itu tidak?” tanya Habib Luthfi kemudian.

Habib Luthfi juga melarang umatnya menjadi ahli madahil qubur yang mencibir seseorang ketika masih hidup tapi mengakui kehebatannya ketika orang itu sudah meninggal.

“Saat Mbah Maimoen masih hidup, sayangnya begini sayangnya begitu. Tapi setelah Mbah Maimoen meninggal, bilang nggak ada orang Seperti Mbah Maimoen. Ya wajar. Itu namanya madahil qubur. Ngalem kalau sudah di dalam kubur. Sudah biasa. Langganan. Nggak kaget model gitu itu. Apakah kita-kita ini ingin menjadi golongan madahil qubur?” kata Habib Luthfi.

Kalau hidup di zaman Sunan Kalijaga, lanjut Habib Luthfi, wali kok orjenan. Wali kok main gending. Wali kok begini. Yang mengukur wali itu siapa?

“Seandainya kita hidup di zaman Sunan Kalijaga, mungkin kita jadi orang paling ingkar kepada Sunan Kalijaga. Alhamdulillah tidak jumpa Sunan Kalijaga. Sekarang baru mengatakan Sunan Kalijaga wah masyaaallah. Sunan Kalijaga luar biasa. Lha Sunan Kalijaga sudah meninggal. Ya sama saja,” terang Habib Luthfi.

Di akhir tausiyahnya, Habib Luthfi mengingatkan bahwa jasa para wali terdahulu dan ulama seperti Mbah Moen itu besar sekali. Kita sekarang tinggal menikmati hasilnya saja.

“Tapi sekarnag kemana Mbah Maimoen Mbah Maimoen? Itu tanggung jawab kita bersama. Untuk membangkitkan berapa ribu Mbah Maimoen-Mbah Maimoen supaya hidup di Indonesia. Menjadi penenang umat menjadi penyejuk umat seterusnya seterusnya dan seterusnya,” tandas Habib Luthfi.

Usai memberikan tausiyah, Habib Luthfi lalu membacakan doa untuk Mbah Maimoen dengan mata berkaca-kaca. Alfatihah. (Rokhim Nur)

*Tulisan ini diolah dari ceramah Habib Luthfi bin Yahya di acara 40 harinya Mbah Moen.

(Copas dari status FB habib Muhdhor Assegaf)

Dirgahayu Republik Indonesia ke-74

Dirgahayu Republik Indonesia ke-74
Kemerdekaan bukan tanda untuk berhenti berjuang, tapi tanda untuk berjuang dengan lebih keras, Selamat hari kemerdekaan RI yang ke-74 untuk rakyat Indonesia.

#hut_RI_74
#ponpes_abu_dzarrin
#ponpes_NIA
#dari_santri
#untuk_negri
#dari_almuniri
#untuk_NKRI


Selamat Tahun Baru Islam 1441 H.

Selamat Tahun Baru Islam 1441 H

Selamat tahun baru islam 1 muharrom 1441 H.
Semoga kita mampu memperbaiki yang belum baik menjadi lebih baik dan lebih baik lagi
.
.
.
#1muharrom1441H
#santri_kendal
#dzurriyah_mbah_abudzarrin
#tahtimul_qur'an

#pengukuhan_pengurus




Selamat dan Sukses atas Terlantiknya Ketua Pondok dan Kepala Madin Nurul Islam Al Muniri

Selamat dan Sukses
Selamat dan Sukses atas terpilihnya Ust. Ach Jalaludin Sebagai Kepala Madrasah Diniyah Nurul Islam Al Muniri dan Ust. Moch Taufiqurrohman N Sebagai Ketua Pondok Pesantren
Semoga dapat Mengemban Amanah dan Membawa Kemajuan Pondok Pesantren
Amiin...

Hadirilah..!!! Almuniri Bersholawat

Al Muniri Bersholawat
Bersama Nurul Musthofa Bojonegoro
Dalam Rangka Memperingati Tahun Baru Islam 1441 H



Puasa Tasu'a dan Asyuro

Puasa Tasu'a dan Asyuro
Puasa sunnah Tasu'a dan Asyuroo
*(hari Senin & Selasa tanggal 9 & 10 september 2019)*

 *عَنْ أَبِي قَتَادَةَ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَه*
(رواه الترمذي)

Dari abi qotadah, sesungguhnya nabi SAW bersabda:
*Puasa hari 'asyuro saya mengharap bahwa Alloh mengampuni dosa 1 tahun sebelum puasa*
_(HR. Tirmidzi)_

*عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَوْمِ عَاشُورَاءَ يَوْمُ عَاشِرٍ*
 (رواه الترمذي)

Dari ibni abbas dia berkata
*rosululloh SAW memerintahkan puasa 'asyuro pada hari tanggal 10 (muharam)*
_(HR. Tirmidzi)_

*عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ ؛ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ ". وَفِي رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ، قَالَ : يَعْنِي يَوْمَ عَاشُورَاءَ.رواه مسلم*

Dari abdillah ibni abbas RA dia berkata, rosululloh SAW bersabda:
*seandainya saya (nabi) masih tetap hidup sampai dengan tahun depan, maka saya akan berpuasa pada tanggal 9 'asyuro*
_(HR. Muslim)_

 *رُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ : صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ، وَخَالِفُوا الْيَهُودَ*
(رواه الترمذي)

Di riwayatkan dari ibni abbas dia berkata:
*Berpuasalah pada tanggal 9 & 10 muhrrom dan selisihilah orang orang yahudi*
_(HR. Tirmidzi)_

Terdapat sebuah hadis dalam kitab Tanbihul Ghafilin:
من مسح يده على رأس يتيم يوم عاشوراء رفع الله تعالى بكل شعرة درجة
“Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tanggal 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan suatu keutamaan dalam sebuah hadis:
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ كَهَاتَيْنِ فِى الْجَنَّةِ , وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى , وَفَرَّقَ بَيْنَهُمَا قَلِيلاً
“Saya dan orang yang menanggung hidup anak yatim seperti dua jari ini ketika di surga.” Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau memisahkannya sedikit.”  (HR. Bukhari no. 5304)


Madrasah Diniyah Nurul Islam Al-Muniri Gelar Taftisyul Kutub

Dokumentasi : Tim Media Madin Nurul Islam Al-Muniri Ahad, 2 Juni 2024 - Madrasah Diniyah Nurul Islam Al-Muniri menyelenggarakan acara Taftis...