Rabu, 18 Oktober 2023

Kesederhaan KHM. Masluchan Sholih dan Istri

    Kisah KH. Masluchan Sholih dan Ibunyai Hj. Nur Cholishoh adalah cerminan kesederhanaan dan ketulusan dalam berbagi yang patut dihargai. Kisah ini menggambarkan betapa besarnya perhatian dan pengabdian beliau berdua terhadap santri-santri di Pondok Pesantren Nurul Islam Al-Muniri.

    Pada suatu bulan Ramadan, di Pondok Pesantren Nurul Islam Al-Muniri, situasi sangat sibuk. Santri-santri yang datang dari berbagai daerah memadati pondok, dan terkadang terjadi kekurangan makanan akibat jumlah yang banyak.

    Namun, dengan semakin bertambahnya jumlah santri, muncul tantangan baru dalam menyediakan makanan yang cukup untuk sahur dan berbuka. Meskipun upaya telah dilakukan untuk mempersiapkan hidangan yang mencukupi, namun terkadang terjadi kekurangan makanan akibat jumlah yang banyak.

    Pada suatu hari, situasi semakin mendesak ketika lauk yang seharusnya menjadi hidangan bagi sang Kyai habis. Hal ini menjadi dilema bagi penulis sebagai penanggung jawab dapur Pondok Pesantren. Di satu sisi, ada Kyai yang telah memberikan segala ilmu dan kebaikan kepada santri-santri, dan di sisi lain, ada puluhan santri yang lapar dan mengharapkan hidangan untuk sahur.

    Dalam kebingungan, penulis memutuskan untuk menghadap kepada Kyai dan melaporkan keadaan tersebut. Dengan hati yang lapang, Kyai menerima laporan dengan sikap yang penuh pengertian. Beliau dengan bijak berpikir, bahwa santri-santri yang datang dari jauh membutuhkan makanan lebih dari pada dirinya sendiri.Tanpa ragu, tanpa kesal, dan tanpa keluhan, KH. Masluchan Sholih dan Ibunyai Hj. Nur Cholishoh rela hanya makan sambal sebagai lauk dalam sahur mereka. Mereka dengan ikhlas membagi rezeki yang ada untuk memenuhi kebutuhan dan kebahagiaan santri-santri yang menjadi tanggung jawab mereka. Tindakan ini menggambarkan kecintaan mereka terhadap para santri dan kepedulian mereka terhadap kesejahteraan dan kepuasan santri. Meskipun lauk yang tersedia sangat sederhana, sambal, mereka rela mengorbankan keinginan pribadi demi kebahagiaan dan kecukupan santri-santri yang berada di bawah asuhannya.

    Kesederhanaan dan keikhlasan KH. Masluchan Sholih dan Ibunyai Hj. Nur Cholishoh dalam berbagi makanan ini memberikan pelajaran yang berharga tentang pentingnya berbuat baik tanpa mengharapkan balasan. Mereka tidak pernah mengeluh atau merasa dirugikan karena mereka melihat kebahagiaan dan kesejahteraan santri sebagai prioritas utama.

    Kisah ini menjadi teladan bagi kita semua untuk menghargai dan berbagi dengan sesama. Melalui perbuatan sederhana seperti ini, kita dapat menunjukkan rasa kasih sayang dan perhatian kepada orang lain, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Semoga perbuatan baik dan ketulusan hati seperti ini terus menerus menginspirasi kita semua dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Amiin

2 komentar:

  1. Sehat selalu abah yai dan ibu nyai

    BalasHapus
  2. Kangen sama abah bunyai, sehat slalu abah yai dan ibu nyai

    BalasHapus

Madrasah Diniyah Nurul Islam Al-Muniri Gelar Taftisyul Kutub

Dokumentasi : Tim Media Madin Nurul Islam Al-Muniri Ahad, 2 Juni 2024 - Madrasah Diniyah Nurul Islam Al-Muniri menyelenggarakan acara Taftis...