Jumat, 20 Oktober 2023

KHM Masluchan Sholih Sosok Yang Peduli Terhadap Masalah Hukum Fiqih

Dulu, ketika Ayah kang Luthfi Asrori (salah satu santri senior) meninggal, Kang luthfi Asrori kembali ke pondok setelah tujuh hari meninggalnya sang ayah, ia langsung mendapatkan pesan dari Abah (panggilan untuk KH Masluchan Sholih) yang dititipkan kepada Ibu Nyai Hj. Nur Kholishoh (istri KH Masluchan Sholih), memberitahu Kang Luthfi, "Kang Luthfi, pesan Abah untuk ibukmu adalah agar ibukmu berhati-hati dalam masalah iddah. Jangan sampai keluar rumah tanpa kepentingan yang mendesak. Di rumahmu ada kakakmu yang bisa membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika ingin berbelanja, bisa meminta bantuan kakakmu. Jadi, dawuh Abah adalah jangan keluar rumah, terutama dengan tampilan yang cantik dan menggunakan wewangian. Mengapa begitu? Karena kasihan pada Ayahmu yang telah meninggal dunia dan mengalami siksaan di alam kubur akibat ibumu yang tidak menjaga dirinya dari iddah. Bahkan Mbah Yai Munir Adnan (mertua KH Masluchan Sholih) begitu hati-hati terhadap santrinya sampai memberi instruksi tidak boleh menggunakan sabun atau sampo yang wangi, karena itulah betapa seriusnya masalah iddah ini."

Kisah ini menggambarkan kepedulian KH Masluchan terhadap masalah hukum fiqih, khususnya terkait dengan iddah. Ia memberikan pesan penting kepada Ibunya Ustaz Luthfi  Asrori untuk menjaga diri dan tidak melanggar aturan yang berlaku dalam iddah. KHM Masluchan juga menyoroti pentingnya menjaga penampilan dan menggunakan wewangian yang wajar selama masa iddah, mengingat konsekuensi yang dapat dialami oleh keluarga yang telah meninggal dunia. Dalam hal ini, beliau juga mengutip Mbah Yai Munir Adnan, mertuanya, yang juga sangat berhati-hati terhadap santrinya, sehingga tidak memperbolehkan penggunaan sabun atau sampo yang wangi selama iddah.

Kisah ini menggambarkan bahwa KH Masluchan adalah seorang pemimpin agama yang peduli terhadap penegakan hukum fiqih dan kehidupan spiritual santrinya. Ia memberikan nasihat kepada santrinya dengan tujuan melindungi mereka dari kesalahan yang dapat membahayakan kehidupan akhirat mereka. Dalam pandangan KH Masluchan Sholih, menjaga diri selama masa iddah adalah tanda kepedulian dan penghargaan terhadap pasangan yang telah meninggal dunia, serta merupakan wujud kepatuhan terhadap ajaran agama yang dianut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Madrasah Diniyah Nurul Islam Al-Muniri Gelar Taftisyul Kutub

Dokumentasi : Tim Media Madin Nurul Islam Al-Muniri Ahad, 2 Juni 2024 - Madrasah Diniyah Nurul Islam Al-Muniri menyelenggarakan acara Taftis...